Herry Haryanto Mengubah Akrilik Menjadi Usaha Handycraft
- calendar_month Rabu, 13 Agt 2025

PONTIANAK – (infoumkmkalbar) Di tengah hiruk pikuk dunia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sebuah nama dari Pontianak, Handycraft, berhasil mencuri perhatian.
Bukan sekadar produsen kerajinan akrilik biasa, di baliknya ada tangan dingin dan filosofi bisnis yang kuat dari sang pemilik, Pak Herry Haryanto.
Selama tiga hingga empat tahun terakhir, Herry tidak hanya menciptakan produk, tetapi juga membangun sebuah merek yang identik dengan inovasi dan kualitas.
Perjalanan Handy Craft bukanlah cerita kesuksesan instan. Ini adalah buah dari kecintaan Herry terhadap seni yang telah terpendam selama lebih dari dua dekade, yang akhirnya ia tekuni secara serius.
“Saya memang suka seni sejak 15 sampai 20 tahun yang lalu,” ungkap Herry. Namun, ia baru benar-benar terjun dan fokus membangun usahanya sendiri beberapa tahun belakangan.
Mendesain Pasar, Bukan Hanya Pesanan
Apa yang membuat Handy Craft berbeda dari pengrajin lainnya? Jawabannya terletak pada strategi bisnis yang cerdas. Alih-alih menunggu pesanan, Herry memilih untuk proaktif.
“Kita mendesain, kita lempar ke pasar, lalu kita lihat reaksi pasar gimana,” jelasnya. Pendekatan ini memungkinkan Herry untuk menguji ide-ide kreatifnya secara langsung.
Ketika sebuah desain mendapat respons positif dan permintaan tinggi, barulah ia memproduksinya secara massal.
Strategi ini terbukti jitu. Dengan fokus menciptakan produk yang memiliki ciri khas, Herry berhasil membangun identitas merek yang kuat.
“Saya memang membuat suatu brand bahwa, oh, ini produknya Handy Craft. Jadi, ada brand tersendiri, tidak seperti yang di pasaran,” tegasnya.
Dari Karyawan PHK Hingga Motivator Diri Sendiri
Kisah Herry adalah cerminan dari semangat pantang menyerah. Jauh sebelum Handy Craft berdiri, ia adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan percetakan.
Pengalaman di bagian pemasaran dan produksi memberinya bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi kemajuan hidupnya. Namun, takdir berkata lain saat ia terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Momen sulit itu tidak membuatnya patah harapan. Sebaliknya, dengan pengetahuan yang ia miliki dan jaringan pelanggan yang telah terbangun, Herry memberanikan diri membuka usaha percetakannya sendiri.
Titik balik terbesar dalam hidupnya datang ketika ia menjadi seorang pemateri dan motivator. Ia sadar, mengapa ia hanya mendorong orang lain untuk berinovasi sementara ia sendiri tidak melakukannya?
“Orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa?” Prinsip inilah yang menjadi langkah awal bagi Herry. “Aku bisa memotivasi orang, aku punya kemampuan. Mengapa kemampuan aku tidak aku lakukan?” kenangnya.




- Penulis: Arbi
- Editor: Sonny