Herry Haryanto Mengubah Akrilik Menjadi Usaha Handycraft
- calendar_month Rabu, 13 Agt 2025

Filosofi ini menjadi fondasi mental yang mendorongnya untuk terus belajar, bahkan dari orang lain. Jika ia menerima pesanan yang belum ia kuasai, ia tak segan mencari ahli, belajar langsung dari mereka, dan mempraktikkannya hingga mahir.
Kolaborasi dan Jaringan: Kunci Melihat Pasar
Di awal merintis, Herry mengakui sempat mengalami kesulitan dalam pemasaran. Produknya ada, namun belum dikenal luas. Sadar akan hal itu, ia mulai membangun jaringan secara agresif.
Ia tidak ragu menitipkan produknya di berbagai gerai, bahkan tanpa jaminan laku. Baginya, itu adalah bagian dari “biaya informasi” untuk memperkenalkan brand-nya.
Langkah strategisnya adalah menjalin kerja sama dengan gerai-gerai souvenir ternama seperti di UMKM Corner Hotel Mercure Pontianak dan Pusat Oleh-oleh di kawasan Tugu Khatulistiwa. Keputusan ini membuka gerbang pasar yang lebih luas, terutama wisatawan mancanegara.
“Di sana (Tugu Khatulistiwa) bisa menghabiskan dalam satu bulan itu antara seribu (buah),” ujarnya. Dari yang awalnya kesulitan menjual 200 buah sebulan, kini ribuan produknya ludes diborong pasar.
Kerja kerasnya juga didukung oleh efisiensi produk Handy Craft. Dengan dibantu satu orang pegawai dan kekuatan mesin, Herry mampu menghasilkan hingga 200-300 produk dalam delapan jam kerja, bahkan pernah memenuhi pesanan 300 buah hanya dalam setengah hari.
Analisa, Evaluasi, Kesimpulan dan Keputusan
Kesuksesan Herry tidak lepas dari pola pikirnya yang sistematis, sebuah kebiasaan yang ia bawa dari latar belakang pendidikannya. “Analisa, evaluasi, kesimpulan, baru keputusan,” jelasnya.
Setiap langkah bisnis yang ia ambil selalu didasarkan pada pertimbangan yang matang. Ia tidak pernah mengambil kesempatan tanpa menganalisis risikonya terlebih dahulu.
Pola pikir ini tidak hanya ia terapkan di Handy Craft, tetapi juga di usaha lain yang ia rintis, seperti bisnis kamar kos yang berawal dari satu kamar hingga kini berkembang menjadi dua puluh kamar.
Kini, setelah berhasil menggarap pasar menengah ke bawah, Herry mulai membidik segmen yang lebih tinggi. Ia tengah mengembangkan produk-produk premium untuk menyasar pasar eksekutif dan VIP.
Baginya, inovasi tidak boleh berhenti. “Apa yang aku lakukan hari ini, itu harus lebih baik dari yang lalu,” ucapnya dengan penuh semangat.
Kisah Herry Haryanto dan Handy Craft adalah bukti nyata bahwa dengan kecintaan pada seni yang tekun dijalani, strategi yang tepat, dan mentalitas pembelajar yang tak kenal menyerah, UMKM lokal mampu bersaing dan menciptakan merek yang tidak hanya dikenal, tetapi juga dihargai.(Ar-S)




- Penulis: Arbi
- Editor: Sonny